Senin, 09 Desember 2019

Kenapa Kamu Harus Memproteksi Diri waktu Jenguk Kerabat di Rumah Sakit?




"Mengapa gunakan masker, mbak? Ada pasien tuberkulosis atau pneumonia?" Bertanya saya ingin tahu pada satu orang perawat yang akan mengikuti visitasi pasien rawat inap. sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.

"Sedang pilek, dok. Jika kita jadi sumber penyakit ke pasien, kan beresiko..." tuturnya. Kelihatannya tersenyum, tapi mulutnya tertutup masker.

"Oh, iya, ya. Banyak pasien yang sedang turun daya tahannya, pasien saya dua orangtua yang kurang gizi." Saya juga mengangguk-angguk.

Masker hidung serta mulut salah satu alat pelindung diri di rumah sakit tidak hanya sarung tangan plastik, helm, kacamata spesial, sepatu bot karet, serta terusan/pakaian plastik pelindung tubuh jika ada pasien yang benar-benar infeksius.
Maksudnya simpel, yaitu membuat perlindungan diri petugas kesehatan untuk beberapa kasus yang menyebar dari batuk pasien ke udara, dari semburan darah pasien di meja operasi serta dari cairan badan yang lain.

Pernah satu orang rekan sejawat yang operasi lupa menggunakan kacamata pelindung diri. Entahlah bagaimana darah pasien menyemprot tentang matanya. Sebab cemas, pasien dicheck darahnya serta nyatanya positif menderita HIV (virus yang turunkan kebal badan). Dengan sangat terpaksa rekanan saya melapor ke poliklinik HIV untuk memperoleh mekanisme penyaringan HIV serta konsumsi obat antivirus sepanjang satu bulan sampai dipercaya 3 kali kontrol HIV-nya negatif.

Sebaliknya, penyebaran dapat berlangsung dari tenaga medis ke pasien. Contoh, jika dokter mempunyai penyakit khusus contohnya batuk pilek mudah atau berpenyakit seperti hepatitis atau HIV, karena itu alat pelindung diri diperuntukkan ke pasiennya untuk menahan pasien tertular penyakit dari si dokter, ditambah lagi di meja operasi.

Program penyadaran petugas medis, pasien serta keluarga pasien pada masalah "nasokomial"(infeksi yang didapatkan di rumah sakit) semacam ini disebutkan "kesiagaan universal", jika kebanyakan orang barangkali jadi infeksius serta seharusnya kurangi efek tertular penyakit apa pun atau menularkan penyakit apa pun di rumah sakit.

Maka, dengan tidak kurangi rasa hormat, seharusnya sebelum membesuk orang ke rumah sakit, tiap pengunjung harus mawas diri apa ia sedang pilek, ada TBC atau sedang cacar air? Atau ia sedang lemah fisik karena kecapekan serta kurang gizi?

Jika benar terdapatnya, tundalah membesuk si sakit, wakilkan saja dengan lainnya atau bentuk perhatian /oleh-oleh lainnya lewat orang yang sehat, sebab pada intinya rumah sakit itu bukan tempat rekreasi dimana satu kampung dari bayi ke kakek nenek bisa membesuk seseorang sakit. Di rumah sakit pada intinya banyak virus serta bakteri beresiko yang benar-benar kebal pada antibiotik biasa.

Berhati-hatilah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar